Saturday, 20 August 2016

Perjalananku ( pengalaman saat divonis kehamilan Blighted ovum )

Bismillahirrohmanirrohiim
Alhamdulillah akhirnya saya diberi waktu oleh Alloh untuk bisa berbagi pengalaman disini.😳😳



Bermula dari saya "merasa" hamil anak ketiga. Setelah 6 tahun lebih usia anak kedua saya, saya baru berani untuk menambah anak lagi. Alhamdulillah wasyukurillah akhirnya saya mendapati tespack saya muncul strip dua yang artinya positif. Badan sayapun mulai terasa gampang lelah sebulan belakangan. Saya juga merasakan mual dan mudah mengantuk. Saya nikmati setiap detik "cinta trisemester pertama" ini. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Singkat cerita, saat memasuki minggu keduabelas kehamilan saya, akhirnya saya memutuskan untuk memeriksakan kehamilan ke dr. Imelda, Spog di RS Restu Ibu Balikpapan.
Alasan utamanya adalah karena saya dan suami ingin melihat bagaimana kondisi kehamilan saya. Karena kami merasa usia kandungan saya sudah cukup besar sedangkan kami belum pernah memeriksakan kehamilan saya sebelumnya, ini salahnya..jangan ditiru ya..! HeheπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚, dan alasan kedua kami berencana akan mudik ke Surabaya keesokan harinya.

Divonis Blighted Ovum 

Sedih, kaget justru yang kami rasakan ketika dr. Imelda, Spog mengatakan kehamilan saya kosong alias Blighted Ovum (BO). Makin bingung setelah mendengar penjelasan dr Imelda Spog bahwa kehamilan saya hanya terlihat kantongnya saja tanpa ada janin yang berkembang didalamnya padahal usia kandungan sudah memasuki minggu ke 12. Saya tidak merasakan ada keluhan di kehamilan saya saat itu jadi saya juga tidak kepikiran sampai sejauh itu. dr. Imelda menyarankan agar saya segera menjalani Kuretase agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Tapi kami meminta ijin untuk menundanya karena kami akan bepergian selama 10 hari kedepan. Singkatnya dr. Imelda Spog mengijinkan kami, dengan memberikan resep obat untuk ditebus dan diminum setelah saya balik dari Surabaya, serta memberi petunjuk langkah-langkah yang harus ditempuh saat akan melakukan Kuretase. Sesampai dirumah saya hanya bisa menangis sembari meminta maaf kepada suami saya, suami segera menenangkan saya. Dan sejak saat itu saya mulai rajin mencari berbagai informasi tentang Blighted Ovum dari internet. 😒😒


Tak disangka tak dinyana, besoknya saya keluar flek untuk pertama kalinya. Rasa cemas menggelayuti pikiran saya. Hampir saja hari itu kami gagal mudik. Akhirnya dengan keyakinan penuh bahwa kondisi saya baik-baik saja saat itu, kami memutuskan untuk tetap berangkat. Dengan perasaan campur aduk saya memastikan diri seandainya saat di Surabaya terjadi hal yang diluar perkiraan maka kami harus siap. 😣😣😣

Sepuluh hari di Surabaya

Selama 10 hari di Surabaya jadwal kami sangat padat. Waktu kami habiskan di jalan untuk berkunjung ke rumah saudara, sembari mengurus BPJS di kantor pusat BPJS Kesehatan Surabaya di Jl. Dharmahusada. Mungkin karena seringnya kami jalan, flek yang saya alami semakin hari semakin banyak. Dan perasaan saya semakin tak menentu. Saya sempat mengutarakan keinginan untuk segera dikuret saja di Surabaya kepada suami saya.

Setiap gejala yang saya rasakan saya selalu lapor ke suami untuk jaga2 waktu yang tepat untuk ke RS. Suami juga tidak tinggal diam, beliau selalu berkonsultasi dengan adiknya yang seorang dokter. Kamipun sempat berkonsultasi kepada bidan di puskesmas tentang masalah saya ini sembari minta rujukan untuk tindakan kuretase di RSI Jemursari Surabaya. Tetapi karena satu dan lain hal, bu bidan tidak bisa memberi surat rujukan itu. 😯

Hunting tiket balik

Berhubung jadwal masuk sekolah anak-anak saya sudah semakin dekat, kamipun mulai hunting tiket balik. Tapi kami justru mendapati kenyataan bahwa tiket untuk tanggal 23,25,26 Juli HABIS ! Padahal anak-anak saya harus bersekolah ditanggal 25 Juli. Bagus...!! pikir saya, perasaan makin bertambah tak menentu tapi saya berusaha untuk tenang.

Pendarahan hebat

Qodarullah ditanggal 23 saya mulai keluar gumpalan darah. Tapi belum disertai pendarahan, saat itu saya masih tenang. Keesokan paginya saat suami mau hunting tiket lagi untuk tanggal 30, saya merasakan sedikit gusar jadi saya minta suami untuk tetap stay dirumah. Saya merasakan perut saya kram sesaat setelah bab. Disusul dengan keluarnya banyak gumpalan darah dan keluarnya darah sampai tak terkendali. Saya kaget karena belum pernah mengalami hal semengerikan itu. Dalam hati saya berkata, "ini pendarahan". Saya panggil suami saya dan saya meminta untuk segera mengantar saya ke RS. Persiapanpun seadanya, BPJS belum aktif, panggil taksi datangnya lama sekali. Jantung saya sudah berdebar kencang sekali, darah mengalir tak terbendung. Baju gamis dan dalaman daster saya sudah berlumur darah. Dalam hati saya, saya hanya berdoa semoga Alloh memberi kekuatan kepada saya. La haula wa laa Quwwata illa billah.

Menuju Rumah Sakit

Sepanjang perjalanan tak henti saya berdzikir. Saat itu saya sudah merasa lemas dan mengantuk. Perjalanan masih jauh dan masih juga disertai drama kena macet di jalan. Gumpalan darah semakin banyak yang keluar sampai darah membasahi gamis saya bagian atas sampai ke jilbab. Perasaan saya saat itu sudah tidak karuan. 😦😦😦😧😧

Sesampainya di depan UGD RSI Jemursari Surabaya, saya didorong masuk keruangan oleh petugas sekuriti menggunakan kursi roda. Kemudian sayapun mulai diobservasi oleh perawat yang sedang berjaga saat itu. Perawat itu bilang darah saya banyak sekali yang keluar, beliau juga mencoba mengeluarkan gumpalan darah yang tersisa tapi tidak berani mengambil tindakan untuk mengambil plasenta karena takut pendarahan semakin banyak.😩😩

Badan saya mulai terasa lemas sekali dan makin mengantuk. Akhirnya saya dipasang infus. Memasang infusnyapun penuh drama sampai tiga kali tusuk di pergelangan tangan kiri-kanan-kiri..tapi saya pasrah aja karena sudah lemas hehehe. Dokter jaga memeriksa saya untuk memastikan saya masih dalam keadaan stabil  ( tidak shock ). Beliau juga bertanya kapan pertama kali pendarahan terjadi dan apakah saya meminum obat sebelumnya?. Sayapun menjawab bahwa saya sama sekali tidak minum obat.😷😞

Setelah infus terpasang, perawat berencana memindahkan saya keruang rawat inap. Suami sayapun diminta untuk mengurus ini itu ke bagian administrasi. Alhasil saya hanya berdua dengan perawat di kamar observasi. Saat mau dipindah, saya diminta untuk bangkit sendiri dari tempat tidur pindah kekursi roda. Sesaat setelah saya berjuang bangkit untuk duduk di kursi roda, saya merasa limbung kemudian pingsan. Saya sudah tidak ingat apa-apa, tau-tau saya sudah pindah tempat di kamar observasi lain.😞😞😢😢

Saat-saat kritis

Suasana mulai kacau, perawat membangunkan saya dan membantu membaringkan saya ke tempat tidur. Saat itu saya mulai sedikit sadar kemudian mengingat-ingat kejadian yang lalu tapi saya tidak ingat. Rasanya saya tertidur lama sekali. Langit-langit kamar terasa bergoyang kekanan kekiri persis seperti sedang nonton sinetron kejadian kritis di RS, padahal saat itu saya pelakon utamanya hiks...😒😒

Saya lihat sekeliling saya mulai ramai perawat laki-laki. Kemana perawat perempuan & dokter jaga tadi?, tapi itu hanya tinggal pertanyaan tanpa jawaban πŸ˜‘πŸ˜‘πŸ˜‘. Kemudian saya merasa kedinginan yang sangat sampai menggigil. Telapak tangan dan kaki saya seperti sedang direndam dalam es. Sayapun meminta untuk diselimuti kepada perawat laki-laki yang sedang memasang infus ( lagi ) ditangan kanan saya. Kelihatan mereka kebingungan dengan maksud saya, tapi akhirnya mereka paham apa yang saya maksud. AC di ruangan tersebut juga dimatikan. Kemudian perawat memasangkan alat rekam jantung, dan masker oksigen. Saya juga sempat cegukan waktu itu. Dan ternyata itu memang pengaruh dari jantung & tekanan darah yang drop.



Saat kejadian genting itu datang seorang dokter memperkenalkan diri bernama dr. Junaedi. Beliau ternyata dokter kandungan, orangnya ramah. Saya tidak tau kenapa justru beliau yang datang padahal perawat saat di ugd meminta dr. Fatimah saja yang menangani. Mungkin karena hari itu hari minggu dan tidak ada dokter yang sedang praktek. Dan hanya dr Junaedi saja yang saat itu siap bersedia menangani. Belakangan saya tau ternyata beliau adalah teman adik-adik ipar saya. Dengan sigap dr. Junaedi memberi pertolongan. Saya terus berdzikir dalam hati. Saya pasrah dan mulai kepikiran yang tidak-tidak. Saya merasa belum siap jika Alloh memanggil saya di hari itu, saya merasa dosa saya masih banyak. Saya jadi kepikiran anak-anak saya dirumah. MasyaAlloh saya kok jadi labil begini gumam saya.

Alhamdulillah akhirnya plasenta bisa dikeluarkan dan pendarahan mulai berkurang. Dr. Junaedi juga menunjukan kantong kehamilan yang kosong tersebut. Subhanalloh sungguh besar kuasaNya sampai saya tergelepar tak berdaya seperti ini. Sayapun mengucap syukur dan merasa sedikit lega karena diijinkan Alloh lolos di babak ini. Hiks..😒😒πŸ’ͺπŸ’ͺ

Masuk ruang rawat inap

Setelah tensi darah saya mencapai angka normal, perawat kemudian memindahkan saya ke ruang rawat inap. Kalau diingat-ingat penampakan saya saat itu sudah super ngenes deh πŸ˜…πŸ˜…. Dengan masker oksigen yang masih menancap di hidung, baju ganti yang berlumuran darah. Orang-orang memperhatikan kearah saya semua dengan pandangan aneh & kasihan, saya pasraaaahh..πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯

Semalam saya diobservasi, untuk melihat peningkatan tekanan darah dari hasil infus kanan-kiri tadi. Semalaman itu juga saya bolak-balik di ukur tensi. Tapi tekanan darah saya malah drop terus. Di malam itu juga perawat ambil darah saya dari kaki untuk cek lab. Rasanya udah tidak kebayang, Sakiiiiit tapi karena lemas jadi saya lagi-lagi pasrah. Dari situ diketahui bahwa HB saya 6  . Ujung jari jemari saya mulai terlihat pucat memutih. Saya lemas tapi jantung berdebar kencang. Saya juga jadi susah tidur padahal ngantuk. 😴😴😴

Jadi drakula

Keesokan harinya dr. Junaedi visit. Dan menyarankan untuk tranfusi darah dua kantong. Karena kalau tensi & HB masih belum normal belum bisa dikuret. Jadi kuret terpaksa ditunda sampai besok apabila HB dan tensi sudah normal. Kuret ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa gumpalan darah dalam rahim yang tinggal sedikit.

Sudah semakin bosan saja rasanya di RS. Ditusuk sana sini tapi saya cuma bisa pasrah. Ditambah lagi saat tranfusi darah. Perih rasanya ketika darahnya macet karena perawat harus meremas-remas selang infusnya supaya darahnya tetap bisa ngalir masuk ke pembuluh darah saya. Itu rasanya seperti sedang ditusuk besi kecil panjang kedalam lengan. 😲😲😡😡😞😞



Jam 2 dini hari perawat datang untuk ambil darah. Saat itu saya sudah mulai sedikit segar setelah tranfusi. Jari jemari saya juga sudah mulai memerah lagi. Waahh segarnya badan saya, jantung juga sdh tidak deg-degan lagi. Jadi saya sudah bisa tidur nyenyak dan berharap besok ada berita baik.  Saya berharap HB dan tensi saya naik ! Dan saya bisa segera mendapat tindakan kuretase kemudian bisa segera pulang heuheuheu...#nangis diatas bed Rumah Sakit 😒😒😒. Oiya sebelumnya saya diminta perawat untuk puasa mulai jam 12 malam, karena besok siangnya in syaa Alloh akan menjalani kuret.

Alhamdulillah dari hasil "ndrakula" semalam HB saya naik jadi 9,46 walaupun masih di bawah normal tapi sudah mendingan #sujudsyukur. Tensi saya juga naik jadi 100/80 kalau tidak salah ingat. Saya juga sudah tidak pusing lagi dan mulai bisa bangun dari tempat tidur. Saya merasa sudah sehat alhamdulillah.😊😊

Menjalani Kuretase

Siang harinya sekitar pukul 12 siang, perawat meminta saya untuk ke kamar tindakan. Saya disuruh jalan sendiri, tapi saya masih trauma takut pingsan lagi 😁😁. Alhamdulillah ternyata saya selamat sampai tujuan. Kemudian saya diminta untuk berbaring bersiap. Perawat nada-nadanya akan segera membius saya, mengerikan sekali tampangnya 😲😲😲. Tapi saya berusaha tetap santai karena perawat bilang biusnya lewat infus. Sebenarnya saya sudah lelah ditusuk-tusuk. Tapi harapan tinggalah harapan. Ternyata biusnya lewat jarum infus di pergelangan tangan dan rasanya besi kecil panjang kembali menusuk lengan saya, periiih dan panaaaas. Saya sudah tidak bisa pasrah lagi, akhirnya saya menjerit kesakitan saat itu "aw aw aw..sakit sakit sakiiiit"😲😲😲😡😡. Tapi saya bersyukur artinya saya sudah mulai ada kemajuan, sudah mulai sehat. πŸ™ŒπŸ™ŒπŸ’ͺπŸ’ͺ

Babak kuret berakhir

Pandangan saya kabur. Kepala saya berat sekali. Saya sedang berada diparkiran sebuah Mall. Lalu saya memastikan ini mimpi atau bukan dengan bertanya ke suami saya "sudah mas?" suami saya menjawab "sudah". Tapi kemudian saya tanya lagi "sudah di galaxi mall kah?" suami tidak menjawab. Kembali saya tanya suami saya "ini galaxi mall kan?". Kemudian sayup-sayup saya dengar suara perawat yang membuat saya menyadari kenapa suami saya tidak menjawab pertanyaan saya tadi. Disaat kesadaran saya sudah mulai pulih, saya mulai yakin bila saya sedang tidak berada di galaxi mall tapi saya sedang berada di galaxi bima sakti ! πŸ‘½πŸ‘½πŸŒŽπŸŒŽπŸŒŽ

Kesadaran pulih

Sesaat setelah kesadaran saya pulih, saya ditinggal sendiri dikamar tindakan. Suami sepertinya sedang keluar ke ruang administrasi untuk mengurus BPJS yang aktif di hari itu, 26 Juli 2016. Begitu selesai kemudian kembali menghampiri saya kemudian berkatalah suami saya, "sayang sudah boleh langsung pulang, alhamdulillah BPJS nya sudah bisa aktif, sudah bisa dipake". Alhamdulillaaaahhh nikmat apa lagi ini pikir saya !!??!!, Alloh memberi kemudahan ditengah kesulitan kami, Subhanalloh. Padahal kami tidak menyangka bisa semudah ini karena sebelumnya tidak ada pengalaman menjadi pasien BPJS. Dalam benak kami sebelumnya menjadi pasien BPJS itu harus panjang usus alias sabaaaaarrrr .

Tapi karena kondisi saya yang masih lemas, saya meminta suami agar menunda pulang sehari tapi suami tidak mengijinkan dikarenakan sudah prosedur Rumah Sakit.
Sesaat sebelum pulang mama, kakak, adik,ibu, anak-anak saya serta teman-teman saya datang menjenguk. Tetapi hanya mama,kakak,anak saya yang kedua serta teman-teman saya saja yang bisa bertemu saya di kamar rawat inap. Dikarenakan proses 'menuju sadar' saat setelah tindakan kuret itu saya tidak bisa bertemu dengan sebagian keluarga saya. Senang sekali rasanya bisa bertemu teman-teman lagi setelah beberapa waktu lalu bertemu. Mereka teman-teman terbaik saya. Walaupun tidak hadir semua tapi saya bersyukur kalian ada dan tetap memberi semangat. Terimakasih mommies..



Alhamdulillah puji syukur kehadirat Alloh yang telah mengijinkan saya lolos dibabak final ini πŸ™ŒπŸ™ŒπŸ™ŒπŸ’ͺπŸ’ͺ #sujudsyukur. Banyak hikmah yang saya dapat dari kejadian ini. Saya merasa bahwa Alloh sang pembuat skenario sangat rapi mengatur semua. Timingnya selalu pas, tidak terlalu cepat tidak juga lambat. Saya menyadari bahwa Alloh juga tidak memberi apa yang kita mau tapi Alloh memberi apa yang kita butuhkan walaupun diawal kita tidak menyukai hal itu tapi bagi Alloh justru itu yang terbaik untuk kita, dan saya yakini itu selalu. πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Jazakumullah khairan katsir untuk semua pihak yang telah membantu dan mendoakan kesembuhan bagi saya.


Tuesday, 21 January 2014

Belajar Kreatif 1 : Belajar perkalian tanpa menghafal ( ala Regan )


dari mbah gugel

Di kelas dua semester dua ini, Anakku sudah mulai dikenalkan dengan hitungan perkalian yang sesungguhnya. Kalau di kelas 1 dulu hanya samar-samar mulai dikenalkan hitungan perkalian penalaran lewat soal cerita, tapi dikelas 2 ini mulai dengan hitungannya dengan angka-angka. 

Semula saya anggap pelajaran ini cukup berat buatnya. Karena menurut usia, anakku tergolong yang termuda dikelas plus punya karakteristik yang unik. Saya takut pelajaran-pelajaran seperti ini justru membebani pikirannya.

Semalam, saat belajar matematika perkalian, saya sedikit "memberi trik" supaya angka-angka perkalian yang seharusnya dihafalkan itu lebih mudah dipahami. Saya mulai dengan perkalian 1.  Saya ingatkan kepadanya "untuk semua angka yang dikali 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Misal 2 x 1 =2, 8x1 =8, 1000x1= 1000", dan dia mulai memahami. Kemudian saya lanjutkan ke perkalian 10. Saya bilang "semua angka yang dikali 10 maka hasilnya akan ada tambahan satu nol (0) dibelakang angka tersebut. Misal 1x 10 = 10, 2x10= 20, 100x10= 1000 ", dan alhamdulillah dia juga mulai memahami.
Lanjut pada perkalian nol, saya bilang "semua angka yang dikalikan dengan nol maka hasilnya sama dengan nol, misal 2x0 = 0, 6x0=0, 134567x0=0, jadi ingat nak,, angka-angka tersebut angka-angka spesial, kamu bisa cepat menemukan jawabannya tanpa harus menghitungnya". lagi-lagi dia mulai memahami.

Beranjak pada pembahasan selanjutnya adalah hitungan perkalian 2,3,4,5,6,7,8,9 yang menurut saya harus dihafalkan ( karena jaman SD dulu saya ingat pernah menghafalkan perkalian 1-10 dihadapan pak guru hehe), maka sayapun menerapkan hal yang sama kepada anakku. 

Saya ambil selembar kertas kemudian saya tulis semua perkalian mulai perkalian 2. Anakku mulai mengerjakannya, Kemudian dia nyeletuk " bu coba lihat,,, hasil dari perkalian 2 ini.. hasilnya adalah kelipatan 2, kalau 1x2 =2, trus 2x2=4 dimana 4 adalah ( hasil dari perkalian 2x1 ) ditambah 2 ( bilangan pengali )". Kira-kira seperti inilah penjelasannya sambil menunjuk-nunjuk angka-angka dikertas  Sayapun takjub seraya mengangguk tanda setuju dengan caranya menyelesaikan hitungan tersebut, walaupun bagi saya hitungannya bukan seperti apa yang diajarkan disekolahnya maupun disekolahku dulu jaman masih SD.

" coba lihat bu diperkalian 3 ini, kalau 3x1=3, jadi 3x2 = ( (hasil dr perkalian 3x1) +3 ) maka hasilnya pasti 6." Dan akhirnya dia menyelesaikan hitungan perkalian sampai dengan perkalian 8 dengan metode itu. Diakhir cerita dia bilang " aku capek bu,, besok aja ya yang sembilannya ( maksudnya perkalian 9 )".  Dan kamipun mengakhiri proses belajar semalam. 

Kira-kira bila saya terjemahkan dalam pemahaman saya beginilah cara anakku berhitung:

kira-kira begini maksud Regan

ini jawaban Regan pakai metode diatas

Dari sini saya belajar, anakku Regan punya cara sendiri menyelesaikan soal-soal matematika perkalian itu tanpa menghafal, walaupun caranya diluar cara gurunya mengajar. Bagi saya tak masalah, bukankah Alloh memberi ujian kepada hambanya lengkap dengan kunci jawabannya, dan kunci jawaban itu tergantung diri kita yang menggunakannya. Apalagi hanya soal matematika..banyak cara untuk mencari jawabannya. Proud of you my son.

Nb : ini adalah hasil kreatifitas anak SD kelas 2, yang umurnya masih 7 tahun,  masih jauh dari kata sempurna, masih banyak pertanyaan seperti " bagaimana kalau soalnya diacak, apakah harus menghitung urut dari awal?" dsb, nanti akan dibahas lagi, semoga Regan menemukan cara baru lagi hehe.. setidaknya sebagai orang tua saya hanya ingin memberi apresiasi atas usahanya dengan menuliskannya disini , di blog saya.


Tuesday, 7 January 2014

Kritikan Regan

30 November 2013

Siang tadi  saat asyik berhape ria, Regan tiba-tiba nyeletuk

" ibu... liat ini..."
" liat apa sayang?"
" ini ibu kucing.." sambil menunjuk ibu kucing yang sedang nyusuin anaknya.

Sejenak aku kebingungan tidak tau apa maksudnya. Lalu dia meneruskan kata-katanya..

" nih.. jadi ibu tuh kayak gini nih.."
" hmmm emangnya kenapa gitu, kok nyamain sama ibu kucing?"
" sayang sama anaknya!, ibu tuh gak sayang sama aku.."

mak jleb..!

" emangnya kamu pengen dimimikin gitu kayak waktu kamu bayi hehehe?" aku menanggapinya dengan candaan.

" ibu itu...!" dia semakin kesal kemudian ngeloyor masuk kamar sambil banting pintu, akupun kemudian menyusulnya masuk.

" emangnya kenapa sih sayang, ibu gak tau maksudmu?"
" ibu itu gak pernah mau main sama aku..:(( " dia menjawabnya sambil mewek..

Ya Robb aku mulai menyadari kesalahanku. Dari kemarin dulu tiap Regan mengajakku bermain ada saja alasanku untuk menolaknya, yang lagi masaklah, nyuci lah, boboin adik  sampe saat aku menganggurpun aku masih beralasan capek. Maafkan ibu sayang..

Abee unyu-unyu (1)



Anakku Abee yang lucu. Mungkin karena kemampuannya menghibur orang lain menjadikannya disukai teman-temannya. Sejak kecil dia memang punya empati yang tinggi. Dia terlihat begitu dewasa diusianya yang masih balita.

Ini cerita beberapa hari yang lalu.
Suatu pagi saat sedang asik bermain dengan teman-temannya,  Abee minta dibelikan roti yang  lewat didepan rumah. Hobi ngemilnya ini sempat buat aku puyeng. Gimana tidak, Abee lebih memilih makan roti ketimbang nasi dengan lauk/sayur. Saat itu Abee merengek minta dibelikan roti. Aku liat didompet, aku menyadari saat itu tidak punya uang kecil. Jadilah si Abee aku bekali uang 100 ribuan untuk membeli roti. Aku tak khawatir abee membawa uang besar, pikirku aku masih bisa mengawasinya dari balik jendela. Abee sudah terbiasa mandiri. Dia juga tidak canggung berbicara dengan orang yang lebih tua. Dia berani membeli roti sendiri.

"dek...tawarin temanmu mau roti juga nggak?" kataku

" iyaaa.." jawabnya

sejenak dia berlari kedepan kemudian berteriak ke teman-temannya ( ada dua orang ), " hei kamu mau yoti nggak?" 

" mauuuu mauuuu" jawab teman-teman-nya sembari berlari menghampiri Abee..

Kemudian entah dia sengaja atau tidak dia berkata kepada bapak penjual rotinya, " paaaak...beli satu ya buat bertiga.."

lahdalah.. spontan aku dan suamiku ketawa, maksud kami menyuruhnya membelikan satu roti untuk masing-masing teman-temannya kok malah beli satu untuk bertiga..guyon opo ndaggel tho kowe le... :D